Tumpeng: Dari Ritual Keraton ke Pribadi
Tumpeng menjadi tradisi dan makanan utama pada berbagai acara di seluruh Indonesia. Fungsi simbolis makanan yang sarat dengan berbagai pemaknaan ini konon kian terancam dengan makin merebaknya popularitas makanan dari mancanegara. Untuk mendalami dan memahami tumpeng terkait asal-usul, transformasinya dari sajian keraton menjadi makanan yang sepertinya harus ada dalam berbagai acara, hingga pemaknaan dan simbolisasi beragam tumpeng, berikut wawancara dengan Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Poeger (Gusti Poeger) putera Paku Buwono (PB) XII yang anggota Dewan Adat Keraton Surakarta Hadiningrat/Kasunanan Solo serta praktisi adat (ritual & pawukon) Jawa. T: Bagaimana awal mula tradisi tumpeng ini? Tumpeng niku sing buka kulo, wilujengan kabeh sing menterjemahkan kulo. Menterjemahkan dari predikat naskah Jawa lawas. Jadi keraton ini kerajaan Islam, la kenapa ada itu. Islam kan gak ada itu, la kok bisa… Ternyata itu…