RAB.com (JAKARTA): Drone raksasa China bertenaga surya yang terbang menjelajah di ketinggian hampir 20 kilometer dan meliput area seluas Mesir siap memberikan dukungan untuk berbagai keperluan sipil dan militer. Istimewanya drone motor listrik yang bisa mencapai kecepatan hingga 125 mil (201 kilometer) per jam ini bisa terbang berbulan-bulan.
“Caihong-T4 (CH-T4) dirancang untuk melakukan penerbangan beberapa bulan, dan hanya membutuhkan pengawasan manusia minimal,” kata ilmuwan Chinese Aerospace Aerodynamics (CAAA) kepada China Daily pekan lalu. Dengan tinggi beberapa kaki yang secara struktur didominasi bentuk sayap, drone ini dirancang untuk terbang hingga ketinggian lebih dari 65 ribu kaki (19.812 meter).
Bagaimana caranya? Tubuh drone ini super-ringan dan teknologi energi terbarukan bisa menggerakkan kedelapan baling-baling listriknya. Drone CH-T4 yang dibangun oleh CAAA memiliki badan ganda, sayap putar, dan ekor kembar. Drone ini memiliki lebar sayap 40 meter, yang berarti lebih lebar dibanding pesawat jet Boeing 737.
Meski berukuran besar, beratnya setelah dimuati seluruh perangkat misi hanya 400-500 kilogram. Bobot yang ringan ini dimungkinkan penggunaan serat karbon dan komponen plastik. Dalam ukuran dan ketinggian penerbangan, drone ini di posisi kedua setelah prototipe Helios NASA, pesawat terbang bertenaga surya yang memiliki lebar sayap 246 kaki (75 meter) dan bisa mencapai ketinggian 96.863 kaki (29.523 meter).
Terbang hingga hampir 20 kilometer di atas permukaan bumi, berarti CH-T4 akan melayang di atas hampir semua tutupan awan, sehingga akan menikmati akses matahari yang hampir tak terbatas selama beroperasi. Pada malam hari, CH-T4 akan menggunakan daya dari baterai yang telah menyimpan daya untuk menyalakan motornya.
Proyek drone jangka panjang China ini bekerja paralel dengan DARPA dan perusahaan teknologi seperti Facebook. Bagi militer, teknologi ini menyediakan platform yang sempurna untuk misi pengawasan terhadap sasaran militer dan teroris. Drone ini dapat menggunakan jelajah maksimal ketinggiannya untuk menjaga kontak batas pandangan (line-of-sight) pada lebih dari 400 ribu mil persegi bentangan tanah dan air atau seukuran Mesir.
Baik untuk militer maupun perusahaan teknologi, cakupan wilayah yang luas itu menjadikannya sebagai perelai data dan simpul komunikasi (data relay and communications node) yang sangat baik. Ini akan memungkinkan drone tersebut mengganti atau mendukung cadangan komunikasi satelit, menjaga keterhubungan antara pesawat terbang dan kapal yang berjauhan, atau bahkan menyediakan layanan broadband ke rumah tangga pedesaan di China.
Sementara percakapan seputar penggunaan drone sering kali terbatas pada peran mereka sebagai pembunuh rudal dan helikopter pembawa parsel, Situs Popular Science mengungkapkan bahwa beberapa drone paling penting di masa depan mungkin adalah seperti prototipe Caihong X dan Helios, yang mengumpulkan data setiap hari.