RAB.com (JAKARTA): Terampil berjalan tangan sebagai kaki (dengan posisi kepala di bawah), meniti jembatan kecil, atau bahkan berdiri pada seutas tali tanpa terjatuh. Itu semua itu berhubungan dengan keseimbangan tubuh. Untuk melakukan hal tak biasa itu, otak mendapatkan informasi dari berbagai sistem tubuh yang kompleks dan harus disinergikan guna menciptakan keseimbangan.
Sebenarnya, apa itu keseimbangan tubuh dan bagaimana kalau sudah tidak berfungsi dengan baik lagi? Berikut beberapa fakta aneh mengenai keseimbangan, seperti dipaparkan dalam Live Science:
1. Organ keseimbangan dalam telinga berperan besar
Telinga bukan hanya penting untuk mendengar tapi juga membantu sistem keseimbangan. Beberapa struktur di dalam telinga, yang juga disebut sistem vestibular, mengirim sinyal ke otak yang membantu kita mengorientasikan diri dan menjaga keseimbangan. Menurut Mayo Clinic, dua struktur yang disebut utrikel dan sakul memonitor gerakan linear di kepala dan mendeteksi gravitasi. Ada pula struktur yang memonitor gerakan di kepala.
2. Otot, persendian, dan kulit juga berpengaruh
Penerima sensor di otot, persendian, ligamen, dan kulit memberi tahu otak apakah tubuh kita berada pada posisi biasanya. Reseptor tersebut, terdapat pada ujung kaki dan punggung, sensitif terhadap tekanan atau sensasi peregangan. Reseptor di leher bisa memberi tahu otak ke arah mana kepala akan menoleh dan reseptor di mata kaki akan memberi tahu otak bagaimana tubuh akan bergerak terkait dengan pijakannya.
3. Kemampuannya menurun seiring pertambahan usia
Seiring dengan pertambahan usia, kita pun mengalami perubahan pada tiga sistem yang penting bagi keseimbangan, yakni penglihatan, sistem vestibular, dan propioception, serta diikuti dengan melemahnya fungsi otot dan fleksibilitas, dan itulah yang membuat lansia mudah terjatuh.
4. Jempol kaki tak berpengaruh
Banyak anak muda di Amerika Serikat pada masa lalu yang memotong jempol kakinya agar tidak wajib masuk militer. Dengan alasan tak memenuhi syarat karena cacat, mereka berharap tak dikirim ke Perang Vietnam. Padahal jempol kaki tidak penting perannya dalam keseimbangan. Orang yang kehilangan jempol kaki masih bisa berjalan dan berlari, meski lebih lambat dan langkahnya lebih pendek.
5. Merasa bergerak padahal tidak
Saat sedang berada di dalam mobil atau kereta yang berhenti, melihat ke luar jendela, dan merasakan sensasi mobil atau kereta kita bergerak, berarti kita sedang mengalami fenomena yang disebut vection. Penyebabnya adalah seluruh objek yang memenuhi medan pandangan kita bergerak. Vection sering menyebabkan kebingungan karena informasi yang diterima otak berbeda. Penglihatan menginformasikan pergerakan tapi penerima sensor di tubuh bilang kita tak bergerak.
6. Migrain mempengaruhi keseimbangan
Sekitar 40 persen penderita migrain juga mengalami kebingungan dan masalah keseimbangan. Kondisi ini disebut vertigo akibat migrain. Penyebabnya tak diketahui pasti. Tapi diperkirakan akibat pengiriman sinyal ke otak yang terpengaruh migrain dan menyebabkan penurunan kemampuan otak untuk mengartikan informasi dari mata, bagian dalam telinga, dan otot.
7. Merasa terombang-ambing setelah naik perahu
Ada orang yang masih terasa terombang-ambing setelah naik kapal atau perahu. Normalnya perasaan itu akan hilang dalam beberapa jam atau hari setelah kita turun dari kapal, tapi ada juga yang merasakannya sampai berbulan-bulan. Gejala ini disebut sebagai sindrom mal de debarquement. Penyebabnya tak diketahui secara pasti, tapi diduga akibat perubahan aktivitas (bahkan metabolisme) otak yang membuat orang mampu beradaptasi dengan gerakan akibat ombak saat berada di kapal tapi sulit beradaptasi ketika kembali ke darat.