RAB.com (JAKARTA): Google mengembangkan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) untuk mengenali objek di dalam video. Perusahaan ini mengumumkan peluncuran API (application program interface) pembelajaran mesin baru yang secara otomatis mengenali benda-benda di video dan membuatnya dapat dicari pada acara konferensi Cloud Next Google di San Francisco, Kamis (9/3) .
Dengan teknologi itu, Intelligence API dalam video akan mampu mengenali wajah dan obyek lalu membuat kategori sehingga akan lebih mudah dicari. Teknologi mengenali wajah seperti ini sebelumnya sudah ada untuk foto atau gambar tidak bergerak. Pengembangan terbaru ini nantinya juga akan mengizinkan video di-tag ke orang lain.
Google, seperti dilaporkan laman Phone Arena, mengizinkan pengembang aplikasi menerjemahkan kemampuan tersebut ke dalam video dengan machine learning. Video Intelligence API baru ini akan memungkinkan para pengembang untuk membangun aplikasi yang dapat secara otomatis mengekstrak entitas dari sebuah video.
Sampai saat ini, sebagian besar API pengenalan gambar serupa yang tersedia di cloud hanya berfokus melakukan hal itu untuk gambar diam, tetapi dengan bantuan API baru ini, pengembang akan dapat membangun aplikasi yang memungkinkan pengguna mencari dan menemukan informasi dalam video.
Selain penggalian metadata, API ini memungkinkan Anda untuk menandai perubahan adegan dalam sebuah video. Video-video itu harus disimpan di layanan penyimpanan awan Google. Jika anda adalah pengembang, anda dapat mendaftar untuk program beta pribadi.
Fei-Fei Li, kepala ilmuwan AI dan Machine Learning di Google Cloud, menyebutkan dalam pidatonya bahwa dunia piksel melampaui gambar. Video telah lama menjadi tantangan bagi para peneliti pembelajaran mesin. “Dengan layanan baru ini, kini membuat penggalian informasi dari video semudah melakukan hal yang sama untuk gambar.”
Selain itu, Cloud Machine Learning Engine, alat perusahaan untuk membangun model pembelajaran mesin yang didesain sesuai keperluan (custom) menggunakan kerangka TensorFlow, kini tersedia secara umum. “Perusahaan ingin mendemokratisasikan teknologi pembelajaran mesin yang telah dikembangkan perusahaan,” kata Li.