Program Sejuta Domain Internet Baru 4% Ada Isinya

Sejuta domain ditargetkan ada isinya tahun ini.
Sejuta domain internet ditargetkan ada isinya tahun ini.

RAB.com (JAKARTA): Pemerintah menargetkan program satu juta domain internet bisa aktif tahun 2017, namun sepanjang 2016, baru sekitar empat persen yang aktif terisi konten, sisanya baru direservasi oleh Kemenkominfo di domain .id (dot id).

“Tahun ini harus selesai, satu juta domain itu harus aktif semua,” kata Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Pangerapan, di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Jakarta, menjelang pertengahan Januari lalu.

Kalau ingin mengajak masyarakat mengenal dunia digital, kata Semuel, harus menggunakan pola-pola yang digital juga, seperti domain. Nanti, jika berminat memakai domain yang sudah direservasi oleh Kemenkominfo, akan ada tutorial menggunakannya dalam bentuk video. “Jangan pakai workshop dan didatangi satu per satu.”

Semuel menyatakan masyarakat hanya tinggal mendaftar dan menjamin selama setahun penggunaan domain tersebut tidak akan dikenai biaya. “Tidak berbayar. Selama setahun tidak berbayar.”

Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) Andi Budimansyah mengakui pada 2016 ada lonjakan drastis penggunaan domain .id. Di awal tahun, pengguna .id berjumlah 153.006, dan pada akhir 2016 menjadi 1.199.045. “Pertumbuhan ini terjadi paling banyak di Desember. Pertumbuhan itu merupakan imbas dari program satu juta domain yang digagas oleh Kemenkominfo sejak Mei tahun lalu. Ada yang aktif, ada yang belum aktif.”

Dari satu juta domain yang didaftarkan oleh Kemenkominfo, saat ini yang aktif dan sudah diisi oleh konten baru 35.149 domain. Sebanyak 964.851 domain sisanya telah diaktifkan tapi belum diisi oleh konten. “Baru empat persen yang aktif, sisanya baru direservasi,” ujar Andi.

Dari 35.149 domain yang sudah aktif, tercatat digunakan oleh pelaku UMKM sebanyak 26.697 domain, komunitas sebanyak 4.890 domain, sekolah sebanyak 3.351, pondok pesantren sebanyak 184, dan desa sebanyak 27 domain. Semuel mengatakan program satu juta domain memakan biaya Rp 100 miliar. Rincian dananya terutama untuk biaya pembuatan domain, biaya pelatihan, biaya pendampingan, dan biaya hosting.

Untuk domain-domain .id yang sudah aktif dan terisi konten, maka akan segera dibayarkan oleh Kemenkominfo. Artinya, 35.149 domain yang sudah aktif, sudah dibayarkan oleh Kemenkominfo kepada Pandi. “Karena ini program khusus, dapat harga khusus, yaitu Rp 50 ribu per domain,” ucap Semuel.

Keuntungan dan beberapa kritik

Andi mengatakan banyak keuntungan dari domain .id. Pertama, kecepatan aksesnya lebih cepat karena sama-sama berasal di dalam negeri. Keuntungan lain adalah banyak nama domain .id yang masih kosong dan bisa digunakan. Andi mencontohkan dengan domain .com (dot com) yang sudah banyak pemakainya. “Anda mau nyari nama domain di .com mungkin sudah ada,” ujarnya.

Ketika ditanya tentang mendaftar nama domain di .id tapi memiliki kemiripan nama dengan website di domain .com, Andi menjawab, hal itu diperbolehkan, asalkan memang harus bertanggung jawab dan tidak merugikan orang lain. Jika memang merugikan orang lain, yang merasa dirugikan bisa mengajukan keberatan.

Pihak pengelola domain .id mengaku memiliki mekanisme perselisihan. “Di dalamnya ada ahli hukum, ahli merek, dari pemerintah. Mereka yang menentukan siapa yang berhak dapat domain itu,” tutur Andi.

Di luar kemungkinan perselisihan hukum tersebut, soal setahun gratis tampaknya juga perlu dikritisi karena ada kesan agak menyesatkan. Jelasnya gratis setahun itu sebenarnya dibebankan pada tahun kedua saat memperpanjang sewa domain yang biayanya naik drastis.

Selain itu perlu ada skema untuk mendukung lebih jauh karena terus terang bukan sesuatu yang mudah bagi orang kebanyakan untuk punya website. Dari pengalaman sejumlah orang yang jelas harus punya akses internet, laptop yang cukup mutakhir dengan spek minimal tertentu, sewa hosting, dan tentu saja dengan berbagai kendala teknis apabila tanpa mentor.

Bisa jadi pemerintah memang mengandalkan beberapa pihak tertentu untuk memasarkan domain sebanyak-banyaknya. Tapi jelas tidak akan memberikan hasil seperti yang diharapkan mengingat lambatnya domain yang aktif yang kemungkinan besar memang disebabkan ketidakmampuan warga masyarakat untuk menyerap itu bila tidak didampingi mentor yang cukup mumpuni.

Kementerian Komunikasi dan Informatika saat merilis perkembangan nama domain .id (dot id) selama 2016 mengakui sepanjang tahun terjadi lonjakan penggunaan domain .id yang cukup drastis dibanding tahun sebelumnya. ”Ini karena ada program satu juta domain, membawa masyarakat masuk dunia digital,” kata Semuel.

Semuel mengatakan program ini memang bertujuan agar pemanfaatan fasilitas digital meningkat di masyarakat, salah satunya adalah kepemilikan domain ini. “Siapa pun bisa memakainya, komunitas, sekolah, desa, semua bisa,” kata Semuel menambahkan pemerintah mereservasi domain kepada Pandi.

Ketika ditanya apakah program satu juta domain ini akan dilanjutkan, Semuel menjawab program akan dilanjutkan jika memang masih diperlukan. Sekarang ini yang penting mengajak dulu orang mengisi domain yang sudah disediakan. “Ayo, isi konten yang positif,” tuturnya.